Seperti dugaan dan rumor yang beredar sebelumnya, pada 20 Mei 2014, Manchester United mengumumkan jika Louis van Gaal telah resmi menjadi manajer baru untuk tiga musim ke depan. Bagi fans ini merupakan kabar gembira mengingat rekam jejak van Gaal di beberapa klub top Eropa sangat fantastis. Tapi apakah dia orang yang tepat untuk klub ini? Siapa Louis van Gaal sebenarnya?
Meneer yang satu ini dilahirkan dengan nama Aloysius Paulus Maria van Gaal OON (Order of Orange Nassau) pada 8 Agustus 1951 di Amsterdam, Belanda. Dia adalah anak bungsu dari 9 bersaudara. Ayahnya seorang salesman yg sudah meninggal saat van Gaal berusia 11 tahun. Louis van Gaal memiliki dua orang anak bernama Brenda dan Renate hasil dari pernikahannya dengan Fernanda. Dia kemudian menikahi perempuan bernama Truus pada 2008 selepas Fernanda wafat akibat kanker.
van Gaal, Fernanda, dan trophy UEFA Cup (1992)
van Gaal saat menikahi Truus (2008)
Meskipun lebih dulu dikenal sebagai guru senam profesional, Louis van Gaal memulai karier sepakbola dalam usia 20 tahun di klub amatir lokal RSV De Meer. Setahun kemudian, pada 1972, van Gaal masuk Ajax Amsterdam dan berposisi sebagai midfielder. Namun sayang dia tidak pernah bermain karena saat itu saingannya adalah Johan Cruyff dan Johan Neeskens. Ajax kemudian meminjamkan van Gaal ke Royal Antwerp (Belgia). Empat musim di Antwerp, van Gaal yang menghasilkan 43 caps dan mencetak 7 gol, kembali ke Belanda untuk membuat debut Eredivisie bersama Telstar. Selama semusim disana, 25 caps dan 1 gol ditorehkannya.
Louis van Gaal (Royal Antwerp)
Louis van Gaal (Sparta Rotterdam)
Semusim kemudian van Gaal memutuskan hijrah ke Rotterdam. Bersama Sparta Rotterdam inilah dia mencatatkan rekor 248 penampilan dan 26 gol selama 8 musim. Bisa dibilang ini adalah masa-masa terbaik Louis van Gaal sebagai pemain profesional. AZ Alkmaar kemudian mendapatkan servis-nya selama satu musim (1986-87). Di klub inilah van Gaal memutuskan untuk mengakhiri karier sebagai pemain profesional dan beralih sebagai asisten manajer.
Hanya bertahan dua musim, van Gaal kembali ke Ajax Amsterdam pasca AZ Alkmaar terdegradasi pada 1988. Di Ajax dia menjadi asisten Leo Beenhakker sampai 1991 untuk kemudian mengambil alih jabatan manajer beberapa bulan setelah seniornya tersebut dipecat.
Louis van Gaal bersama Spitz Kohn di AZ Alkmaar (1987)
Louis van Gaal saat mendampingi Leo Beenhakker di Ajax Amsterdam
Dibawah asuhan van Gaal, Ajax menjuarai Eredividie tiga musim berturut-turut 1993-1996. Pada 1995 bahkan Ajax tidak terkalahkan di Eredivisie dan Champions League. Trophy Eropa pertama van Gaal sebagai manajer hadir saat Ajax mengalahkan Torino di final UEFA Cup 1992 berkat keunggulan gol tandang.
Keberhasilan Ajax menjuarai Champions League menjadi sorotan publik karena sanggup mengalahkan AC Milan di final dengan rata-rata umur pemain hanya 23 tahun. Tangan dingin van Gaal saat itu berhasil memunculkan bintang muda seperti Edwin van Der Sar, Marc Overmars, Michael Reiziger, Jari Litmanen, Patrick Kluivert, Winston Bogarde, Edgar Davids, Nwanko Kanu, Frank & Ronald de Boer, dll.
Salah satu kejadian unik di final Champions League 1995 tersebut adalah saat van Gaal melakukan protes kepada 4th Official atas tendangan 'karate' Marcel Desailly kepada salah satu pemain Ajax. Dalam protesnya, dia memeragakan ulang tendangan tersebut yang tentu saja mengundang derai tawa penonton. Kejadian tersebut masih diingat publik sampai saat ini dan dilabeli "Tendangan Karate van Gaal". Similiar to Eric Cantona, eh?
Louis van Gaal memang sudah dikenal sebagai sosok yang arogan, berbicara apa adanya dan bertindak 'gila' sejak di Ajax. Di hari pertama penunjukkannya sebagai manajer, dia berkata "Selamat Ajax kalian telah menunjuk manajer terbaik dunia". Namun semua sisi kontroversial tersebut dianggap menarik di Belanda dan memang kemampuannya sebagai manajer tidak boleh diragukan.
Kerajaan Belanda kemudian memberikannya gelar kebangsawanan Order of Orange Nassau (OON) pada 1997 atas prestasinya bersama Ajax. Dia kemudian pindah ke Barcelona di tahun yang sama setelaa kontraknya habis dengan Ajax.
UEFA Cup trophy (1992)
Champions League trophy (1995)
The Karate Kick
Datang ke Nou Camp sebagai manajer pengganti Bobby Robson, van Gaal tidak kesulitan untuk meracik Barcelona sebagai tim hebat. Bersama Jose Mourinho sebagai asisten manajer, dia membawa Los Cules meraih double-winners di musim pertamanya. Ini adalah gelar ganda pertama Barca dalam 37 tahun terakhir. Trophy La Liga ke-2 van Gaal hadir semusim kemudian berbarengan dengan UEFA Super Cup. Nama Louis van Gaal semakin melambung saat itu.
van Gaal menjadi mentor Mourinho selama di Barcelona
La Liga 1998
UEFA Super Cup 1997
Namun kesuksesannya tersebut bukan tanpa masalah. Louis van Gaal berubah menjadi sosok yang sangat dibenci fans Barca dan media di Spanyol karena sikapnya yang dianggap arogan dan filosofi sepakbolanya tidak bisa diterima di Spanyol. Louis dianggap terlalu keras dalam menangani pemain. Rivaldo salah satu korbannya. Dia dipaksa main sebagai winger padahal posisi aslinya adalah attacking-midfielder. Protes yang dilancarkan pemain tidak membuatnya takut, dia malah semakin menjadi dan semua pemain harus menuruti instruksinya.
Dia juga beberapa kali terlibat bentrok dengan media. Louis van Gaal yang sering berbicara ceplas ceplos memang agak tidak senang dengan publikasi berlebihan. Itulah dasar dari penilaian arogan publik kepadanya selama ini. Beberapa hal tersebut tidak bisa diterima dalam kultur di Spanyol. Barcelona akhirnya memutuskan kontrak van Gaal pada 20 Mei 2000, beberapa hari setelah Deportivo La Coruna menjuarai liga.
banner protes fans Barcelona untuk van Gaal
Selepas dari Barcelona, van Gaal menangani tim nasional Belanda guna persiapan menghadapi Piala Dunia 2002. Namun hasilnya sangat mengecewakan, Belanda untuk pertama kalinya sejak 1986 tidak lolos ke putaran final Piala Dunia. Dia dipecat pada 2002 dan digantikan Dick Advocaat.
Barcelona kemudian memanggilnya kembali pada 2002, namun hasilnya sangat buruk. Dalam 11 pertandingan awal Barca menang 4x, imbang 4x, dan kalah 3x. Itu belum termasuk kalah 3x beruntun dan finish hanya berjarak 3 poin dari zona degradasi. Dia kemudian dipecat pada Januari 2003.
Ajax meminta van Gaal untuk menjadi direktur teknik pada 2004. Namun hanya bertahan setahun karena lagi-lagi ada masalah internal dengan manajemen klub.
Louis van Gaal kemudian hijrah ke AZ Alkmaar pada 2005, klub yang memberinya kesempatan berkarier sebagai staf. Namun kali ini van Gaal datang sebagai manajer dan membawa Alkmaar finish di posisi 3 besar pada 2005-06 dan 2006-07, serta satu gelar Eredivisie musim 2008-09.
Gelar liga pertama AZ Alkmaar dalam 28 tahun terakhir, April 2009
Pada Juli 2009, raksasa Jerman, Bayern Munich menginginkan jasa van Gaal sebagai manajer. Agak sulit di awal musim karena dia terlalu banyak memainkan pemain muda seperti Thomas Mueller dan Holger Badstuber serta (lagi-lagi) memaksa pemain bermain tidak di posisi idealnya. Ambil contoh Bastian Schweinsteiger yang 'disulap' sebagai gelandang tengah meskipun aslinya adalah pemain sayap. Namun pada akhirnya keputusan beraninya tersebut membuahkan hasil dengan gelar ganda di musim pertamanya.
DFL Supercup adalah trophy ketiga sekaligus terakhir van Gaal di Bayern. Manajemen FC Hollywood memutuskan kontraknya di penghujung musim 2010-11 karena tidak berhasil membawa Bayern di posisi tiga besar.
orang Belanda pertama yang mengangkat trophy Bundesliga
DFB Pokal, Mei 2010
DFL Supercup 2010
Kegagalan di Jerman membawanya kembali ke kampung halaman pada Juli 2012 untuk menukangi timnas Belanda di gelaran Piala Dunia 2014. Pada babak kualifikasi, Belanda tidak terkalahkan dalam 10 pertandingan (9 menang, 1 seri) dan berhasil mengamankan tiket ke Brazil dengan catatan gol fantastis: 34 memasukkan dan hanya 5 kali kemasukkan.
di bawah asuhan van Gaal, Robin van Persie berhasil
menjadi bomber tersubur Belanda mengalahkan catatan Patrick Kluivert
Meski masih menjabat sebagai arsitek De Oranje, van Gaal sudah setuju untuk menukangi Manchester United selama tiga musim ke depan. Namun kontraknya baru akan ditandatangani setelah gelaran Piala Dunia berakhir. United adalah klub Inggris pertama yang ditangani van Gaal. Begitupun sebaliknya, van Gaal adalah manajer non-Britania pertama yang menangani The Red Devils.
Louis van Gaal dibesarkan dalam kultur total football ala Belanda yang terkenal itu. Hal ini diharapkan sejalan dengan filosofi sepakbola menyerang United dan mengembalikan kejayaan yang musim lalu hilang. Namun kita juga tidak boleh menampik jika sifat keras van Gaal bisa membuat blunder untuk dirinya sendiri maupun tim. Akan ada semacam culture-shock musim depan jika van Gaal dan para pemain tidak bisa beradaptasi dengan cepat.
Jangan kesampingkan faktor media. Pribadi van Gaal yang unik justru akan dengan mudah menjadi konsumsi media Inggris yang sangat terkenal "haus berita". Namun bagi Ed Woodward, tentu saja Louis van Gaal bisa menjadi nilai jual tersendiri dengan sikap kontroversialnya. Isnt it, Mr. Marketing Expert?
However, kejadian yang menimpa David Moyes tidak boleh
terulang musim depan. Klub harus lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Terutama dalam hal pemberian waktu bagi manajer. Biarkan van Gaal
bekerja dengan caranya, Manchester United will rise again.
So...welcome to Manchester United, Big Lou!
Famous Quote on his own ways: "I am who I am and I have my own ways. I'm not going to change and I have no desire to" - Louis van Gaal
Famous Quote on his philosophy: "A system depends on the players you have. I played 4-3-3 with Ajax,
2-3-2-3 with Barcelona and a 4-4-2 with AZ. I'm flexible. The philosophy
stays the same though. I don't think that you can adapt it to every
possible situation. You need the right mindset, and it depends on how
the players see the coach and vice versa. The coach is the focal point
of the team but you need to have an open mind, and so do all the
players. Everyone needs to work together to achieve a common goal" - Louis van Gaal (2008)
@revaprazz, dari berbagai sumber
0 komentar: