Selasa, 20 Mei 2014

Louis van Gaal, Si Arogan yang Tak Pernah Membosankan

Posted at 17.29 - by bogorreds 0

 
 
   Louis van Gaal tidak bisa dikatakan sebagai orang yang menjual dirinya sendiri. Saat konferensi pers pertamanya sebagai manajer Bayern Munich dia berkata: "I am what I am" -- ini sangat menggambarkan kepercayaan diri yang tinggi, arogan, dominan, jujur rajin, dan inovatif.

   Siapapun yang mengenal van Gaal secara baik akan tersenyum pada deskripsi tersebut. Hugo Borst, seorang penulis yang telah berteman dengan van Gaal selama 35 tahun pernah menulis buku tentang kerabatnya tersebut yang berjudul "Oh Louis!". Dia hanya mengangkat bahu ketika van Gaal berkata "Selamat! Buku ini akan laris. Apapun yang berhubungan denganku akan laku dijual".

   "Dia benar. Bagi masyarakat Belanda, van Gaal adalah pribadi yang selalu menarik, orang yang spesial, jenius, dan seperti paradoks berjalan", papar Borst

   "Kalian tidak akan pernah benar-benar nyaman dengan Louis van Gaal. Kadang-kadang dia orang yang sangat peduli sesama, kadang sangat ramah dan selalu tertawa, kemudian seringkali dia menjadi dikatator yang arogan dan sangat pemarah. Saya telah menyelami berbagai sifatnya. Tidak pernah ada waktu yang membosankan dengan Louis van Gaal!", ujar Borst

   Apakah dia orang yang tepat untuk United? Banyak orang beranggapan dia adalah manajer terbaik di dunia dan sekarang bekerja untuk salah satu klub paling terorganisir dan terbaik di dunia. Hugo Borst mengingatkan jika Louis van Gaal akan memulai pekerjaannya dengan sangat sabar sampai akan datang suatu hari dimana dia akan kehilangan kontrol emosinya di depan publik. Namun Borst juga mengatakan jika van Gaal memiliki daya tarik besar untuk media-media di Inggris.

   Louis van Gaal adalah sebuah kontradiksi. Seorang pria, yang di satu sisi adalah sosok yang sangat sensitif, namun di sisi lain dia bisa saja menurunkan celana dan mempertontonkan kemaluannya ke hadapan pemain dan staf di ruang ganti (ini pernah terjadi di Bayern Munich).

 
pengakuan Luca Toni tentang kelakuan 'gila' van Gaal

    Hanya garis tipis yang memisahkan antara kecerdasan dan hilang akal dalam diri van Gaal. Dia bisa sangat ditakuti namun bisa juga diejek seperti layaknya tokoh kartun.

   Saat di Barcelona, dia sangat tidak memiliki selera humor -- kaku seperti robot. Dia tidak peduli pada semua kritikan terhadap taktik yang sudah susah payah dirancang. Namun saat kembali ke Ajax sebagai direktur teknik, van Gaal membacakan puisi romantis sebagai pengungkapan kerinduan dan kecintaannya kepada klub yang pernah dibawanya menjadi kampiun Eropa tersebut.

   Seseorang yang pernah mengaku sebagai penggemar pernah berkata jika pembicaraan buruk tentang van Gaal adalah omong kosong besar. "Dia adalah guru besar sepakbola. Rivaldo perlu mendengar ini: tak ada orang hebat yang tak berhenti belajar! Dia harusnya mengikuti saja apa kemauan van Gaal", ujar si pengagum rahasia.

   Rivaldo tidak mendengarkan dan akhirnya pergi dari Barcelona. Beberapa pemain bintang mengalami pengalaman nyaris serupa dengannya. Franck Ribery mengaku tidak pernah mendapat waktu yang menyenangkan bersama van Gaal di Bayern. Sementara Zlatan Ibrahimovich di Ajax berkata jika van Gaal adalah diktator tanpa humor yang tidak bisa mengakomodasikan kemampuan individu ke dalam taktik yang dibuatnya. Ibra berkata: "suatu hari van Gaal mendatangiku dan berkata jika aku harus lebih mengutamakan kepentingan tim, sementara Marco van Basten (manajer Ajax saat itu) berkata aku bisa melakukan saja untuk mengeksplorasi kemampuanku. Aku katakan pada van Gaal 'apakah aku harus mendengarkan dirimu atau seorang legenda?'. Sepertinya dia tidak suka itu".

 
Ibra saat masih di Ajax sering bentrok dengan van Gaal yang menjabat direktur teknik


   Tetapi tetap saja beberapa orang yang pernah diajar langsung sangat memuji karakter van Gaal. "Jika sebagai pemain Anda tidak bisa menghargai manajer seperti van Gaal itu sudah saatnya bagi Anda untuk bercermin! Jika ada satu orang yang bisa meregangkan batas-batas Anda sendiri dia adalah Louis van Gaal. Semua yang dikatakannya sangat jelas. Para pemain sangat mengerti apa yang diinginkan van Gaal. Dia memberikan kepercayaan diri pada para pemain", ujar Raymond Verheijen, asisten van Gaal saat pertama kali menjabat sebagai pelatih timnas Belanda.

   Louis van Gaal mempunyai riwayat sebagai seorang pengajar. Selain menjadi guru senam profesional, selama 11 tahun dia juga pernah mengajar lebih dari 50 anak yang memiliki kesulitan belajar di sekolah Don Bosco, Amsterdam. Bisa dibilang dia sangat sukses saat itu karena mengajar anak dengan kekurangan harus mempunyai keahlian lebih.

  Tumbuh di distrik Watergraafsmeer, dimana sebagian besar masyarakat disana adalah kelas menengah, van Gaal sering bermain sepakbola bersama teman-teman kecilnya. "Dia selalu mengangkat dirinya sebagai kapten, kemudian mengoreksi semua kesalahan rekan satu tim-nya. Berteriak dan berlarian kesana kemari sambil mengklasifikasi karakter dan posisi yang tepat untuk teman-temannya. Louis van Gaal adalah seorang bermulut besar dengan hati kecil. Namun dia juga sangat ramah dan fanatik dalam sepakbola", tutur John Haen, rekan masa kecil van Gaal.

   Dia juga dilahirkan untuk mengorganisir semuanya. Anak bungsu dari sembilan bersaudara ini menjadi penanggung jawab keluarga pasca ayahnya yang seorang salesman itu meninggal saat van Gaal baru berusia 11 tahun. Masa kecilnya terbilang bahagia namun sangat tertib dan disiplin. Terlebih dia dibesarkan dalam keluarga Katolik.

   Sebagai pesepakbola, van Gaal bisa dibilang tidak berkualitas. Dia pemain cerdas dengan passing lumayan, namun bergerak sangat lambat. Dia tidak pernah bermain dalam pertandingan resmi bersama Ajax (klub pro pertamanya). Satu-satunya penampilan yang dibuatnya adalah dalam pertandingan persahabatan. Itu pun dikarenakan Johan Cruyff cedera.

   Saat di Sparta, van Gaal pernah membantah instruksi manajer Barry Hughes dan malah mengajarkan manajer apa yang harus dilakukannya. Dia meminta Hughes untuk menarik keluar beberapa pemain dan melakukan taktik yang sudah disusun van Gaal. tentu saja Hughes berang dan akhirnya menarik keluar van Gaal.

   Fokus. Itu adalah salah satu keungulan van Gaal. Saat di dipecat dari jabatan asisten di AZ Alkmaar, dia kemudian berlabuh di Ajax, memoles pemain muda untuk disiapkan ke tim utama dan memenangi UEFA Cup. Itu semua dilakukannya sambil menjaga sang istri, Fernanda, yang sedang menderita kanker ganas dan mengasuh dua anak perempuannya, Brenda dan Renate.

  Kehidupan pribadi yang sulit tidak pernah mengganggu fokus van Gaal. Dia terlatih untuk mengatasi situasi seburuk apapun. Dia sangat profesional dan selalu ada untuk para pemainnya. Namun wafatnya Fernanda mengubah cara pandang van Gaal terhadap Tuhan. Dia yang semula rajin beribadah kemudian memusuhi Tuhan yang bisa melakukan apa saja namun tidak bisa memberi kesembuhan kepada Fernanda sehingga tidak bisa menyaksikan hari-hari kejayaan Ajax.

 
van Gaal bersama Fernanda saat memenangi UEFA Cup (1992)

   Istrinya yang sekarang, Hilda Truus adalah pembela utama van Gaal. Dia selalu marah saat ada orang yang mengejek dan menganggap suaminya gila. "Louis sebenarnya pribadi yang hangat, namun dia tidak bisa berbuat baik kepada orang yang menganggapnya tidak baik. Itulah kelemahannya, sangat jujur dan apa adanya. Itu kadang menimbulkan kesulitan bagi Louis disaat semua orang di dunia ini mengenakan topeng. Tapi dia sangat memiliki keyakinan yang kuat dalam diri dan seluruh metodenya", papar Truus

   Orang-orang terdekat van Gaal mengatakan jika saat ini publik masih menganggap dia arogan dan keras kepala itu adalah salah besar. Justru temperamen van Gaal sudah jauh berkurang dibanding saat dia masih menjadi manajer di Ajax dulu.

   Semua gelar hampir sudah didapat van Gaal di level klub, namun belum sekalipun di taraf internasional. Semua orang tidak bisa melupakan bagaimana buruknya Belanda dibawah asuhan van Gaal 12 tahun lalu. Untuk pertama kalinya sejak 1986, Belanda tidak lolos ke putaran final Piala Dunia. Salah satu staf-nya di timnas Belanda saat ini mengatakan jika van Gaal berniat menebus kesalahannya terdahulu dengan dengan menjuarai Piala Dunia 2014. Dengan demikian dia bisa bekerja dengan tenang di Old Trafford.

   Ada satu hal yang membuat van Gaal pernah merasa dikhianati saat gagal total di kualifikasi Piala Dunia 2002. Dia mengatakan jika sebagian besar pemain di tim saat itu yang merupakan hasil didikannya di Ajax, sudah tidak sejalan dengan metode kepelatihan van Gaal. Hal ini diduga menjadi penyebab De Oranje bermain seperti timnas medioker kala itu.

    Tahun ini Belanda datang ke Brazil dengan rekor tak terkalahkan di babak kualifikasi. Para pemain dan staf sangat menaruh harapan besar kepada van Gaal. Adri van Tiggelen, mantan pemain Belanda era 70an pernah berkelakar tentang Louis van Gaal: "Hei Louis, jadilah sopan dan jangan terlalu gila. Ah, tapi itulah dia yang selalu mengesampingkan kesopanan demi bersikap jujur".

   Sepertinya di zaman sekarang ini akan sangat sulit menemukan orang macam Louis van Gaal. Dia menelanjangi dirinya, bertarung melawan segala bentuk kesopanan dan kemunafikan demi tegaknya kejujuran. Dia sangat polos, hangat, namun bisa menjadi gunung api yang siap meledak kapan saja. Tidak sabar rasanya melihat aksi van Gaal di Old Trafford. Manchester United akan bersenang-senang musim depan.







@revaprazz | interview diambil dari berbagai sumber
  










About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

© 2013 BOGOR REDS. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9