Jika Premier League menyusun sebuah "Kamus Istilah", sudah tentu "Fergie Time" akan masuk di dalamnya sebagai entri paling populer. Gerakan mengangkat tangan dan menunjukkan arloji kepada official pertandingan ini sudah menjadi ciri khas. Beberapa kalangan bahkan menganggap ini adalah upaya seorang Alex Ferguson untuk mengintimidasi wasit agar bisa mendapat waktu tambahan lebih banyak saat United dalam posisi yang tidak menguntungkan. Tapi apakah benar kesuksesan Sir Alex di tanah Inggris selama ini ditentukan oleh "Fergie Time"?
Istilah "Fergie Time" dimunculkan pertama kali oleh jurnalis The Guardian, Jeremy Alexander, pada Maret 1998. Saat itu Jeremy menulis match report Sheffield Wednesday v Manchester United yang berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk tuan rumah. Hasil ini memastikan United tidak berhasil memertahankan gelar liga dan menyerahkannya kepada Arsenal.
"Paolo Di Canio scored the second with an overhead scissors-kick in the 88th minute after a free-kick by the quick-thinking Benito Carbone. Shortly after, the Wednesday bench held up No11 and No19, suggesting 11 minutes of injury-time and 19 of Fergie-time, that special allowance when United are behind", canda Jeremy saat itu.
"19 menit Fergie-time" adalah frase yang digunakan Jeremy untuk mengejek Sir Alex yang dianggapnya selalu meminta waktu tambahan lebih banyak karena keinginannya untuk selalu memenangkan pertandingan.
Meski muncul pada 1998, sebenarnya konsep "Fergie Time" sudah muncul sejak lima tahun sebelumnya. Tepatnya pada 10 April 1993 ketika Wednesday bertandang ke Old Trafford. United tertinggal 0-1 melalui gol John Sheridan melalui titik putih. Waktu hampir habis dan terlihat sepertinya United akan menderita kekalahan lagi sebelum Steve Bruce membuat kejutan dengan dua gol sundulan kepalanya di menit-menit akhir pertandingan. Sontak Fergie dan Brian Kidd pun melompat di pinggir lapangan karena gelar juara liga pertama dalam 26 tahun semakin dekat.
Ini bukan kejadian pertama United berhasil mencetak last minutes goals, dalam hal ini, ketika menghadapi Sheffield Wednesday. Pada Boxing Day 1992, United bahkan tertinggal 3-0 sebelum Eric Cantona dan Brian McClair merusak pesta natal mereka dengan membuat kedudukan menjadi imbang 3-3.
"Hasil imbang 3-3 adalah hal yang hebat. Menurutku faktor utama adalah Eric Cantona yang sangat cerdas memainkan peran dan menginspirasi rekan-rekannya", ujar Fergie seusai pertandingan.
Namun sejak itu banyak kalangan menilai ini bukan sekadar faktor Cantona tetapi Fergie mulai mampu membentuk karakter United agar tak mudah menyerah, sanggup bangkit dari ketertinggalan serta menjadikan gol di menit-menit akhir sebagai senjata utama yang bisa berdampak baik untuk United di masa-masa mendatang. Disinilah romantisme Fergie, arloji, dan wasit dimulai.
Non-ManUtd fans menuduh jika selama bertahun-tahun kejayaan United di Premier League adalah karena faktor Alex Ferguson yang bertindak curang dengan membayar wasit untuk memberikan keuntungan bagi United. Salah satunya adalah dengan tambahan waktu lebih lama saat United dalam keadaan tertinggal sehingga bisa mencetak gol krusial di waktu tersebut.
Pemberian tambahan waktu/injury time merupakan tanggung jawab wasit. Mereka yang berhak menentukan berapa lama waktu akan diberikan. Selama ini diyakini jika Manchester United selalu mendapat rata-rata 30 detik lebih lama dari total injury time yang diberikan. Jika 'teori konspirasi' bernama "Fergie Time" ini terbukti benar, maka yang akan tercoreng namanya tentu saja FA karena mereka yang menaungi korps baju hitam.
Berikut adalah grafik rata-rata perbandingan injury time yang diberikan wasit kepada Manchester United saat dalam posisi kalah maupun menang (sampel data diambil sejak musim 1992/93 sampai 2010/11):
Data yang sedikit meyakini kita semua bahwa "Fergie Time" memang benar ada dan bukan hanya sekadar mitos. Terlebih, FIFA tidak memiliki aturan tetap mengenai penghitungan tambahan waktu yang harus diberikan. Ini murni hasil penghitungan wasit itu sendiri.
Graham Poll, mantan wasit terbaik di Inggris mengatakan "Jika Anda sedang bertugas (menjadi wasit), tidak ada yang disebut 'Fergie Time'. Itu hanya mitos yang tersebar karena rasa iri atas kesuksesan Manchester United"
"Saya pikir itu (Fergie Time) hanya omongan sampah. Mereka tidak menyadari beban psikologis yang ditanggung wasit saat memimpin pertandingan. Terutama di Old Trafford, Emirates, dan Stamford Bridge", tambah Poll.
Duncan Alexander dari Opta Sports menegaskan jika istilah "Fergie Time" muncul ketika wasit Mike Peck yang memimpin pertandingan United v Sheffield Wednesday memberikan tambahan waktu 7 menit. Hal ini dianggapnya secara tidak langsung memuluskan jalan United untuk meraih trophy liga pertama dalam 26 tahun terakhir.
"Sejak saat itu orang-orang menilai United selalu diuntungkan wasit jika memenangi pertandingan melalui gol di menit akhir. Padahal saat pertandingan melawan Wednesday tersebut wasit sudah memberikan tambahan waktu dengan tepat. Tidak ada kecurangan", ujar Alexander
Alexander menambahkan, untuk melihat kecurigaan di dalamnya bisa dilakukan riset statistik. "Musim ini (2012/13) United memang memiliki waktu tambahan terbanyak. Tapi tidak bisa dinilai dari satu musim saja. Bahkan musim lalu United mendapat rataan terendah. Lagipula mereka tidak selalu juara tiap musim".
Sejak Premier League pertama kali digelar pada 1992, justru Chelsea yang paling sering mencetak gol di menit-menit akhir. Berikut data selengkapnya:
Gabriella Lebrecht dari Decision Technology -- lembaga serupa Opta yang mengkhususkan diri mencatat statistik sepakbola -- telah menemukan alasan mengapa tambahan waktu diberikan begitu banyak dalam tiga musim terakhir (2010-2014).
"Penyebab terbanyak muncul saat pergantian pemain, saat terjadi gol, dan saat wasit memberikan kartu kuning atau merah kepada pemain. Alasan terakhir lebih banyak menyita waktu karena seringkali diselingi protes para pemain. Jadi berdasarkan penelitian kami, banyaknya tambahan waktu yang diberikan dalam tiga musim terakhir Premier
League disebabkan oleh wasit
itu sendiri". tutur Gabriella
Sekadar informasi, injury time diberikan untuk mengganti waktu yang terbuang selama 90 menit. Waktu yang terbuang itu bisa disebabkan banyak hal. Tiga diantaranya sudah disebutkan dalam paragraf diatas. Selebihnya karena pemain mencoba mengulur waktu, ada insiden di lapangan, dan hal-hal lainnya. Semakin sering permainan terhenti, semakin banyak tambahan waktu yang diberikan.
Decision Technology memiliki data jika tim tuan rumah dalam keadaan unggul, maka tambahan waktu dipotong 46 detik. Namun jika tim kuat sedang dalam keadaan tertinggal di kandang, maka tambahan waktu lebih banyak akan selalu diberikan. Penilaian "tim kuat" didasarkan penghitungan statistik saat mereka bertahan maupun menyerang. Ambil contoh di musim 2011/12, Manchester City jadi yang terbaik. Disusul United, Chelsea, Arsenal, dan Everton.
Dari sini sudah bisa ditarik kesimpulan jika "Fergie Time" itu hanya mitos. Terutama dalam konteks mereka bermain di Old Trafford -- karena Chelsea pun menerima hal yang sama, bahkan lebih, jika bermain di Stamford Bridge.
"Banyak yang bilang jika bermain di kandang sendiri sangat menguntungkan sebuah tim. Tapi sampai saat ini belum ada statistik yang bisa membuktikan keuntungan apa yang didapat. Mungkin fans akan sangat marah jika wasit tidak memberikan tambahan waktu yang cukup terutama saat tim tuan rumah berada dalam posisi tertinggal", jelas Gabriella
"Ada tekanan sangat besar untuk wasit. Terutama saat tim tuan rumah dalam keadaan tertinggal. Menentukan waktu tambahan sangat sulit karena segala hal bisa terjadi di lapangan. Wasit tidak benar-benar bisa menjawab secara tepat ketika ditanya darimana datangnya injury time", terang Graham Poll
Sejauh ini tidak ada statistik yang bisa membuktikan jika Sir Alex Ferguson pandai memanipulasi waktu demi menguntungkan Manchester United, meski memang ada beberapa statistik serupa yang menyudutkan tim-tim besar di Premier League, terutama Chelsea. Jadi bisa saja ini disebut "Villas Boas Time", "Benitez Time", "Di Matteo Time, "Mourinho Time", atau siapa saja. Sebutan itu bisa berubah dengan cepat -- secepat mereka berganti manajer.
Sebagai United fans kami menikmati istilah tersebut dari sudut pandang berbeda. "Fergie Time" adalah sebuah keyakinan untuk tidak mudah menyerah dan selalu percaya jika segala hal yang semula kita anggap tidak mungkin bisa saja terjadi dalam hitungan detik. Sir Alex mewarisi keteguhan hati pada kita semua. Thank you, Sir!
0 komentar: