Senin, 18 Agustus 2014

Ed Woodward, Louis van Gaal, dan Lemahnya Aktivitas Transfer Manchester United

Posted at 16.21 - by bogorreds 0



   Ed Woodward adalah pria yang paling sering disorot fans dalam dua musim terakhir kepemimpinannya sebagai CEO di Manchester United. Dia juga tidak terlalu banyak membagi opini kepada publik, melainkan lebih sering kebingungan dalam membagi pekerjaannya: melakukan kesepakatan dengan sponsor atau membeli pemain baru.

   Woodward adalah "mesin"  dalam hal pemasaran. Manajemen baru dibawah kepemimpinannya telah melakukan peningkatan signifikan dari segi komersial. Puncaknya adalah kesepakatan dengan kit sponsor United yang baru, Adidas. Namun, bagi fans, kesepakatan dengan produsen mie asal Jepang menimbulkan keraguan dan pertanyaan tentang keseriusan klub untuk membangun skuat yang berkualitas.

   Dia layak mendapat kritik atas kinerjanya di bursa transfer musim lalu (gagal mendapatkan pemain-pemain incaran klub). Terlebih lagi musim ini. Kritik yang datang padanya sangat berdasar dan keras.

   Meskipun demikian, setelah gagal mendapatkan Ander Herrera musim lalu, Woodward melakukan kesepakatan dengan bagus dan cepat musim ini terhadap pemain yang sama. Hal yang paling mengesankan adalah, tampaknya, proses transfer Herrera berjalan mulus. Walaupun, sangat diragukan jika tidak ada spekulasi sama sekali, mengingat Athletic Bilbao adalah klub yang dikenal paling tidak" ramah" dan sering mempersulit jika ada tawaran masuk untuk pemain-pemain mereka. Selain itu, transfer Herrera juga berjalan dengan tenang tanpa ada kebocoran publikasi yang berarti. Sejumlah target United yang ramai digunjingkan media malah justru tidak kunjung hadir di Carrington.

   Terlepas dari "kebocoran" transfer Luke Shaw, proses pembelian youngster Inggris ini sangat efektif dan efisien meskipun jumlah uang yang dikeluarkan sangat banyak. Tetapi Woodward tidak bisa disalahkan dalam hal ini, mengingat talenta muda berbakat di Inggris memang terkadang overpriced. Satu hal lagi, dengan fakta bahwa akan ada pertukaran Rooney dengan Mata (plus uang £ 15 juta) beberapa bulan lalu, Woodward harus diberikan apresiasi mengenai beberapa hal dalam kebijakan transfer yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya.

   Tetapi, di lain hal, Woodward juga harus belajar mengenai banyak hal. Diantaranya, harus mulai berhenti mengucapkan retorika bodoh seperti: "Tidak ada anggaran dana yang tepat. Secara finansial kami sangat kuat. Selalu ada dana yang tersedia".

   Ada beberapa opini yang mengatakan bahwa lemahnya kegiatan transfer United musim ini terhambat oleh gelaran Piala Dunia 2014 dan janji Louis van Gaal bahwa dia akan memberikan banyak kesempatan kepada para pemain dan terlebih dahulu menilai kemampuan mereka, sambil beradaptasi dengan skuat yang saat ini dimilikinya.

   Jadi, sementara Woodward mengumbar janji-janji manis seperti "kami akan terus mengamati", perlu kita ketahui bahwa Louis van Gaal adalah orang yang memiliki prinsip kuat, fokus pada substansi, dan selalu menepati janjinya. "Saya sudah mengatakan kepada klub bahwa tidak akan melakukan apa-apa sampai saya benar-benar mengenal para pemain disini. Saya ingin memberi banyak kesempatan kepada pemain untuk membuktikan diri dibawah bimbingan saya," ujar van Gaal.

   Butuh kebesaran hati untuk mengakui bahwa skuat United musim ini sangat tidak berkualitas. Itu juga yang dikatakan Garry Monk, manajer Swansea, saat membawa timnya mengalahkan United untuk pertama kalinya di Old Trafford dalam pertandingan liga. Sorotan utama kelemahan itu terutama berada di key areas: lini belakang dan tengah.

   Namun, jika benar-benar mengamati transfer market, sepertinya memang tidak atau belum ada target realistis dan bisa diandalkan untuk diboyong United.

   Thomas Vermaelen (sebelum diakuisisi Barcelona) menjadi satu-satunya target yang realistis sekaligus dibutuhkan United untuk musim ini. Dengan harga berkisar £ 10-12 juta, itu akan menjadi pembelian yang sangat bernilai dan menguntungkan. Apalagi dengan kondisi Evans yang masih dalam tahap "berkembang", sementara Smalling dan Jones masih relatif muda serta minim pengalaman. Lini belakang United butuh sosok berpengalaman sejak perginya Rio dan Vida.

   Mungkin banyak yang tidak setuju jika Smalling diberi banyak kesempatan bermain. Tapi, beberapa kalangan (yang melawan arus) menilai bahwa dia akan menjadi bek tengah berkualitas jika terus ditempa dengan pengalaman bertanding. Hal yang sama berlaku untuk Phil Jones.

   Hilangnya kesempatan mendapatkan Vermaelen saat dia sudah tidak dibutuhkan lagi di Arsenal (Wenger sendiri yang mengungkap hal ini dalam konferensi pers), sekali lagi dihubungkan dengan Ed Woodward. Dia dikritik dan disalahkan dalam hal ini. Uniknya, di sisi lain, kalangan fans yang semula menolak keras saat United berusaha mendatangkan Vermaelen, berada di barisan paling depan untuk memaki dan mencemooh Woodward atas kegagalannya merekrut kapten Arsenal tersebut.

   Entah disebut apa gejala ini. Apakah secara psikologis, mem-bully tanpa dasar yang jelas merupakan kenikmatan tersendiri atau sudah menjadi tren global? Atau bisa juga dikategorikan ke dalam kultur budaya pop tentang apa yang disebut dengan "kejantanan".

   Saga transfer Arturo Vidal yang sepertinya tak kunjung berakhir juga menjadi senjata yang digunakan untuk menyerang Woodward. Entah siapa yang pertama kali menggelontorkan rumor ini ke publik. Tapi yang jelas, perlu diketahui terlebih dulu, apakah benar Louis van Gaal menginginkan Vidal merapat ke Old Trafford? Jika benar, mengapa United tidak membayar saja sejumlah uang dan pemain (yang kabarnya) diminta Juventus sebagai kompensasi untuk memboyong Vidal? Toh jika benar permintaan Juventus selangit, tidak terlalu masalah bagi United mengingat daftar panjang sponsor yang dimiliki.

   Sebaiknya ,kita membatasi diri dan pandangan kepada hal-hal yang perlu diingat namun selalu luput dari ingatan, seperti: Louis van Gaal yang pernah berbicara terang-terangan bahwa dia menginginkan Kevin Strootman ke dalam skuatnya. Secara kebetulan, United juga (sebenarnya) sangat membutuhkan gelandang dengan tipe yang van Gaal inginkan tersebut. Meskipun, kita juga harus tetap menunggu, minimal sampai Januari, untuk melihat perkembangan Darren Fletcher. Musim ini adalah pembuktian sepenuhnya bagi Fletcher bahwa ulcerative colitis tidak berhasil merenggut kariernya. Dengan label vice-captain yang diberikan, van Gaal membuktikan ucapannya untuk memberikan kesempatan kepada pemain.

   Bursa transfer musim panas ini ditandai dengan luasnya spekulasi yang beredar dengan hanya sedikit "kebocoran" yang terjadi. Jurnalis yang dihormati dan dikenal sebagai sumber terpercaya seperti Mark Ogden dan Miguel Delaney, alih-alih memberitakan kabar transfer masuk dan penawaran-penawaran yang diajukan United, mereka malah asyik membahas pemain yang berpotensi meninggalkan klub.

   Tidak diragukan lagi, dengan kondisi sekarang, Manchester United butuh mendatangkan bek dan gelandang tengah yang baru untuk bisa bersaing kembali di jalur perburuan gelar. Tetapi, kurangnya aktivitas Woodward di bursa transfer, serta prinsip van Gaal yang masih ingin memberi kesempatan kepada pemain yang ada, seolah menutup peluang masuknya pemain baru. Pria 63 tahun ini memang sangat sulit "dikalahkan" dalam hal prinsip dan disiplin. Tetapi, dia sangat teliti dan memiliki kemampuan melihat sebuah potensi lebih baik dibanding seluruh manajer yang ada di Premier League saat ini. Maka, dengan prinsip yang demikian keras, musim ini lagi-lagi kita harus sedikit bersikap toleran kepada manajer.

   Namun, bentuk toleransi kali ini tidak akan pernah benar-benar sama seperti musim lalu kepada David Moyes, dimana kita banyak menghabiskan waktu untuk mentolerir manajer, yang jika diibaratkan sebagai sebuah negara, termasuk kategori "negara berkembang". Louis van Gaal adalah "negara maju" dengan segudang prestasi "pembangunan" yang ditorehkannya. Kita hanya perlu beradaptasi dengan gaya kepemimpinan serta kebijakan-kebijakan yang kelak akan dilakukannya.

   Untuk saat ini, baiknya kita simpan sejenak harapan-harapan besar terkait aktivitas di bursa transfer. Agak sulit mendatangkan 3-4 pemain lagi, terlebih yang berstatus "pemain bintang", dengan batas waktu penutupan jendela transfer kurang dari dua minggu lagi. Seandainya itu terjadi pun, belum tentu atas keinginan van Gaal. Maka, jika dipaksakan, khawatir itu menjadi panic buying.

   Hal paling realistis yang bisa dilakukan saat ini adalah menyerahkan segalanya kepada kemampuan taktis dan filosofi sepakbola yang dimiliki Louis van Gaal. Akan muncul sedikit rasa optimis jika mengingat sepak terjang van Gaal bersama Belanda di Piala Dunia 2014 lalu. Kini, di United, situasi yang terjadi hampir serupa: materi seadanya (mayoritas pemain muda) serta formasi "tak biasa" 3-5-2 yang ngotot dipertahankannya.

     Memang ada kalanya, segala bentuk yang sederhana dan seadanya, bisa menghasilkan sesuatu yang istimewa. "You just need brain and ball for football," ujar Louis van Gaal. Sesederhana itu...


(RoM - Bogor Reds)




About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

© 2013 BOGOR REDS. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9